Assen, Belanda

Mimpi buruk kembali menimpa Marco Simoncelli, setelah kejadian demi kejadian menghampirinya. Dan kali ini korbannya adalah Jorge Lorenzo saat lomba di Assen, Belanda, Sabtu (25/06/2011) kemaren.

Kejadian itu bermula ketika Sic mencoba melewati pembalap di lintasan tusuk konde dan berusaha untuk melewati Lorenzo.

Pembalap Italia itu sebenarnya bisa melewati dengan mulus, tetapi - seperti di Estoril - ban belakangnya belum panas dan akhirnya mengakibatkan dia tergelincir. Dan...imbasnya Lorenzo yang ada disamping kanannya.

Untungnya Lorenzo masih bisa meneruskan lomba dan menempati posisi 6, sedangkan Sic - yang berjuang menghidupkan motornya - ada di posisi 9.

Simoncelli - yang 2 kali membuat posisi pole, telah terjatuh sebanyak 4 kali dari 7 lomba yang diadakan, dan salah satunya dengan Pedrosa (Le Mans).

Tidak heran bila Lorenzo marah akibat insiden itu, karena poinnya sekarang terpaut 28 dibelakang Casey Stoner, yang bisa memenangi podium 2.

“Tentu Sic tidak bermaksud begitu, tapi menurutku dia tidak sadar tentang resikonya ban itu di kelas ini," ketus Lorenzo.

"Saya pikir dia telah belajar dan polemik yang telah dibuatnya bersama Pedrosa, tapi nyatanya tidak.

"Kabar bagusnya saya bisa finish di 6 dan bisa mengambil nilai. Kejuaraan ini menjadi lebih sulit, karena itu kami harus menang dan cepat."

"Itu merupakan insiden balapan, tapi sungguh bodoh," kata Tim Manajer Yamaha, Wilco Zeelenberg.

"Di balapan ini tidak bisa dibilang sial, tapi kenyataannya sungguh naif," kata Simoncelli. "Itu merupakan tikungan pertama, aspalnya dingin dan walaupun saya tidak berfikir untuk melewati Lorenzo, saya merasa bahwa saya tidak bisa menahan karena saya di posisi 3 dan dekat dengan barisan depan, masih banyak waktu dan saya masih bisa menunggu.

"Saya tidak senang membawa Lorenzo dalam insiden itu dan yang bisa saya lakukan adalah meminta maaf kepadanya.

"Ini menjadi pengalaman pahit lagi buatku dan saya berusaha untuk fokus kedepan.”

“Tikungan pertama selalu bahaya dan kejadian Estoril terulang disini," tambah tim manajer Fausto Gresini. "Sungguh memalukan, karena kami butuh nilai.

"Kami tidak marah, tetapi orang pertama yang menggangu adalah Marco dan kita tetap bersama. Kita ingin dia keluar dari situasi ini, karena motivasinya tetap tinggi.”

Makanya Sic, mandi kembang dulu ya....